Kamis, 04 April 2013

Menunggu Lahirnya "Pelabuhan Hati"

Beberapa hari yang lalu saya menerima email dari penerbit Jentera Pustaka (JP) sebagai konfirmasi atas naskah yang telah saya kirimkan beberapa hari sebelumnya. JP mengabarkan bahwa naskah saya layak untuk diterbitkan. Bagi saya ini adalah kabar  istimewa karena saya memang  sangat  ingin  memiliki setidaknya sebua karya yang dapat dinikmat banyak orang (mudah-mudahan).
Saat ini naskah tersebut sudah berada di tangan Mbak Rina Shu, salah satu editor di JP.  Saya masih menunggu hasil tinjauan Mbak Rina. Bisa saja Mbak Rina Shu meminta saya mengedit bagian-bagian tertentu dari naskah tersebut.  Mudah-mudahan saja tidak terlalu banyak yang harus saya revisi (rasanya seperti sedang menunggu skripsi diperiksa oleh pembimbing)
Naskah novel yang saya kirimkan itu, awanya adalah  sebuah cerpen berjudul “Cintaku Tidak Salah Alamat, Kan?”  yang saya posting di Kompasiana. Ada satu komentar pada postingan tersebut  yang menyerankan saya untuk  mengembangkannya menjadi sebuah novel. Saat  itu saya ragu. Saya khawatir tidk sanggup melakukannya. Saya takut kehilangan ide dan akibatnya cerita itu tidak selesai. Tetapi kemudian entah dari mana datangnya, keberanian itu tiba-tiba muncul. Saya lalu  membuat postingan berseri yang merupakan lanjutan dari cerpen tersebut  bahkan hingga 20 episode. (sekarang sudah saya unpublish )
Setelah sampai pada bagian akhir, lagi-lagi ada komentar yang  mencuri perhatian saya. Kali ini dari seorang teman, Sekar Mayang. Dia  menulis  “Ayo bunda edit  lagi. Siapa tahu bisa diterbitkan dan nangkring di book store”.  Mungkinkah? Saya kembali ragu.
Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan DP Anggi, melalui fasilitas chating di Facebook. Dia memperkenalkan JP kepada saya dengan mengirimkan linknya plus penjelasan-penjelasan yang saya butuhkan.
Saya menindaklanjuti saran DP Anggi. Naskah saya kirimkan dan beberapa hari kemudian saya menapatkan balasannya, seperti yang saya tulis di bagian awal tuisan ini. Oh ya DP Anggi juga saya mintai tolong untuk membuatkan cover untuk novel tersebut. Kami sudah mendiskusikan desainnya  dan sekarang sedang dalam pengerjaan.
Sekarang saya sedang membayangkan saat kelahiran novel pertama tersebut. Semoga nantinya kawan-kawan juga suka…

Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....