Rabu, 08 Juli 2020

Hati yang Mendua #3


“Ay, kali ini kamu harus dateng!” Vina berusaha mengintimidasi.
“sudah tiga kali pertemuan kamu gak pernah ikut, anak-anak selalu nanyain kamu, atau buat kamu kami ini gak penting?” Kalimat Vina semakin tajam. Selama ini Vina tak pernah memaksa Aini untuk hadir di acara reuni SMA mereka. Aini selalu punya alasan. Tapi, kali ini berbeda. Dia diberi mandat untuk menghadirkan Aini.

“Gimana, ya?”  Aini masih berusaha mencari alasan. Reuni tahun pertama yang dihadirinya menyisakan rasa tak nyaman di hati Aini. Saat itu dia mengetahui Ridho,  kakak tingkat di kampus yang telah mengisi sebagian besar ruang di hatinya,  ternyata hadir pula  menemani salah seorang temannya. Mereka tampak begitu dekat.  Acara reuni menjadi berlangsung angat lama dan membosankan.

“Ay, aku mohon, sebentar juga gak apa-apa. Yang penting kamu nongol, setelah itu terserah kamu deh.mau langsung pulang lagi juga boleh.” Vina rupanya  sudah kehabisan ide untuk membujuk Aini.  
“Ikutlah, Ay. Temani Vina! Kamu juga kangen kan sama teman-temamu?” Ibu yang tak sengaja mendengar percakapan mereka ikut berkomentar
“Kasian, udah jauh-jauh jemput kamu ke sini,” lanjut Ibu. Rupanya bujukan Ibu berhasil melunakkan hati Aini. Gadis manis berwajah cabi itu pun segera bersiap. Tak butuh waktu terlalu lama, dia sudah muncul lagi dengan pakian rapi dan sedikit polesan make up ala anak muda masa kini. Vina menyambutnya dengan suka cita.
“Ayok, langsung berangkat, nanti keburu bubar.” Ajak Vina sambil berjalan ke arah mobil brio putih yang terparkir di depan rumah Aini.
@@@

Reuni sederhana berlangsung dengan suasana akrab. Aini tak merasakan suasana yang dikhawatirkannya. 
“Eh Fitri, kok gak datang, ya?” 
“Dia lagi ngidam” sebuah suara dari arah belakang Aini menimpali.
“Dia udah nikah?” Aini ikut bertanya walaupun yang ingin dipastikannya, dengan siapa Fitri menikah. 
“Udah empat bulan yang lalu. Cowoknya ganteng. Dia tuh emang paling bisa. Dari dulu selalu dapet cowok keren,” Tera kini yang angkat bicara..
“Bukan dengan Ridho?” 
“Ridho?” semua wajah memandang Aini dan itu membuat Aini rishi.
“Iya, kan? Mereka sempat pacaran juga, kan?”
“Ay, kok kamu gak update sih? Pasti gara-gara kamu gak gaul. Diajak reuni gak pernah datang. Makanya ketinggalan informasi.” Riko yang lebih suka dipanggil  Rika menyela dengan gaya khasnya yang gemulai. 
“Ridho itu bukan pacarnya Fitri, tapi pamannya. Ridho yang selalu diminta ayah Fitri mngantarkannya ke mana-mana, Fitri kan gak bisa bawa motor.”

Entah rasa apa yang sedang berkecamuk di hati Aini, ada binary-binar harapan tumbuh lagi di hatinya, tapi bukankah dia telah menerima cinta Ami?

#yetyurselmenulis
#Aini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....