Jalan-jalan jum’at sore bersama anak
pertamaku, sambil menemaninya menghilangkan rasa galau akibat putus
dengan pacarnya. Perjalanan kurang lebih 13 km, jarak dari Menes ke
Labuan kami isi dengan ngobrol santai diselingi memberikan masukan yang
dibutuhkannya untuk menghilangkan rasa galaunya.
Sesampainya
di Labuan, aku menghentikan kendaraan di depan toko Kakak tertuaku.
Biasanya kakakku ini punya trik-trik jitu ngobrol dengan para ABG
walaupun pada kenyataannya komunikasinya dengan anak-anaknya sendiri
agak keteteran. Ini memang mengherankan bagiku.
Setelah
memastikan kendaraan terparkir dengan benar, kami langsung memasuki
ruang bagian dalam toko. Di sana kutemukan kakakku sedang asyik menonton
televisi di temani istrinya. Nida, nama panggilan anakku, langsung
menuju tempat tidur yang ada di ruangan itu dan seperti kelakuan ABG
–ABG lainnya sambil berbaring dia mulai menekuni Handphone yang ada di
tangannya. Update status, itu yang dilakukannya.
Setelah
menikmati es kacang hijau yang disuguhkan istri kakakku, tiba-tiba
obrolan kami sampai pada tujuanku. Kakakku berhasil menggiring obrolan pada masalah yang dihadapi anakku. Hingga akhirnya anakku itu bertanya bagaimana caranya memilih pacar?
Menyimak percakapan om dan keponakan itu, aku mulai mencatat point-point penting dalam benakku, terutama jawaban tentang bagaimana memilih pacar atau pasangan hidup. Kesimpulan yang aku peroleh begini:
Untuk menentukan seseorang layak tidak kita jadikan pacar, caranya ternyata mudah, ingat saja papa. Nah lo. Kok papa sih?, ternyata papa itu sebuah akronim, bila diuraikan sebagai berikut,
P yang pertama adalah Performance, Pilih pacar yang performance-nya
menarik, bukan berarti harus seganteng Rafli Ahmad atau Andika, jika
perempuan tidak pula harus secantik Laudia Cintya Bella atau Bunga Citra
Lestari, yang terpenting dia pantas dan tidak membuat kamu merasa malu memperkenalkannya kepada teman-temanmu.
A, yaitu Agama. Pacar kamu harus seiman dan patuh terhadap ajaran agama. Pacar yang tidak seiman sudah dapat dipastikan akan mengalami banyak kendala.
P,
selanjutnya Prospek. Pacar kamu harus memiliki prospek. Itu dapat
dilihat dari kesungguhannya mengapai impian-imian masa depannya. Serius menekuni pendidikan/pekerjaannya.
A,
yang terakhir adalah ahlak, maksud akhlak di sini adalah kepribadian.
Cari pacar yang berakhlak baik, dengan akhlak yang baik dia akan
memperlakukan kamu dengan baik pula.
Nah bagi
anda yang sama galaunya dengan anak saya terutama sedang bingung
menentuka siapa yang layak anda jadikan pacar ingatlah papa,
mudah-mudahan anda tidak salah dalam memilih.
Satu
hal lagi, ini tentang citra diri, untuk mendapatkan pacar yang sesuai
dengan papa tadi, maka buatlah citra diri anda juga baik dan layak untuk
mendapatkan pacar seperti itu. Citra diri harus dibentuk, bagaimana
membentuknya? Sebetulnya tidak terlalu sulit lakukan sesuai dengan rumus
di bawah ini:
S+S+S+… = P
P+P+P+…= C
Apalagi ini?
S = sikap, P= Penilaian, dan C = Citra diri.
Setiap
sikap yang kita perlihatkan kepada orang lain akan menghasilkan
penilaian dari orang lain. Misalnya anda selalu ramah, selalu sopan,
selalu peduli, maka penilaian orang terhadap diri anda pasti positif.
Selanjutnya bila penilaian-penilaian positif ini datang dari banyak
orang, maka citra diri anda yang terbentuk juga positif.
Memiliki
citra diri positif pasti akan menjadikan diri anda sosok yang disukai
banyak orang dan itu tentunya sangat menyenangkan. Maka tebarkanlah
sikap-sikap positif agar hidup anda bahagia.
Salam…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar