Tadi
siang saya melihat lagi sebuah pemandangan yang cukup memprihatinkan di dunia
pendidikkan. Memang bukan peristiwa besar yang akan berdampak sistemik, seperti century
misalnya, tetapi cukup berhasil membuat saya mengusap dada.
“Kamu…masih bau kencur sudah berani
merokok, mau jadi apa kamu nanti?”
Kalimat
seperti ini sudah barang tentu bukan kalimat luar biasa, kita bisa mendengarnya
dari siapa saja, dari ayah/ibu siapa
saja, kakak/paman/tante siapa saja, ketika menasehati anak di bawah umur yang ketahuan sedang
mencoba-coba merokok, kalimat ini menjadi
favorit untuk diucapkan.
Lalu,
apa masalahnya?
Bukan
kalimat itu sebenarnya yang menjadi masalah, tetapi dengan sikap bagaimana kalimat itu diucapkan.
Tadi
siang seorang rekan guru tengah menegur seorang anak (siswa SMP) yang
tertangkap sedang nongkrong di warung
di luar pagar sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung sambil merokok. Si
anak lalu di bawa ke ruangan guru untuk dinasehati salah satu kalimat yang
diucapkan rekan saya tersebut, ya kalimat itu.
Sekali
lagi, bukan kalimatnya yang salah, tetapi rekan guru itu menasehati anak murid agar
tidak merokok, sementara di antara telunjuk dan jari tengahnya terselip
sebatang rokok, yang sesekali diisapnya, sambil terus mengatakan bahwa anak itu
telah melanggar peraturan sekolah.
Setelah
anak itu diperbolehkan kembali memasuki kelas untuk melanjutkan kegiatan
belajarnya, saya mendiskusikan hal itu dengan rekan saya. Salah satu pertanyaan
yang saya lontarkan adalah :”Mengapa anak-anak tidak boleh merokok, sedangkan
gurunya juga merokok?”. Rekan saya menjelaskan bahwa anak-anak tidak boleh
merokok karena mereka belum memiliki
penghasilan sendiri untuk membeli rokok. “Astagfirullah”, saya sangat terkejut mendengar penjelasan itu.
Larangan
merokok bagi siswa seharusnya diterapkan dalam upaya melindungi anak-anak dari
pengaruh negative yang ditimbulkan rokok, bukan karena dia belum punya uang
untuk membelinya sendiri. Siswa harus
mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang bahaya merokok, apalagi sudah banyak yang berpendapat bahwa remaja
perokok lebih beresiko untuk terjerumus menjadi pengguna narkotika.
Menggunakan
alasan anak belum mempunyai penghasilan untuk membeli rokok, sehingga mereka tidak pantas merokok, menurut
saya ini konyol. Karena kalimat ini sepadan maknanya dengan : Merokoklah kalau
nanti kamu sudah mempunyai penghasilan. Dimana letak penanaman karakter bertanggung jawab?, mencintai sesame? . Bahkan
bisa jadi ketika dinasehati pun di dalam hatinya mereka berkata “ Ini kan duit bapak saya, ngapain repot”.
Pada
saat yang lain saya menegur rekan guru
yang lain yang juga perokok, karena rekan saya yang satu ini merokok di dalam kelas, walaupun sebetulnya
dilarang. Rekan ini berdalih bahwa dia kehilangan motivasi dan inspirasinya
bila tidak merokok, makanya dia terpaksa sering melanggar peraturan dilarang
merokok di dalam kelas.
Ini
bukan orang pertama yang saya kenal yang mengucapkan kata-kata yang sama, pada
saat saya kuliah dahulupun ada dosen saya yang seperti ini. Apakah memang rokok
bisa memberi inspirasi atau motivasi
untuk melakukan sesuatu? Entahlah!!
Menurut
pemikiran saya, bukan rokok yang menginspirasi, tetapi ketergantungan anda
terhadap rokok yang telah membuat anda tidak mampu berpikir bila tidak di
dopping dengan nikotin. Lalu apa sebenarnya yang terjadi kepada mereka yang
merasa tidak mampu ngobrol atau
berkomunikasi dengan orang lain secara lancar bila tidak ditemani rokok?. Pada
kasus ini memang anda telah menggunakan rokok sebagai alat untuk menutupi rasa
kurang percaya diri anda. Salahkah ini?
No coment!!
emang benar bu klu diindonesia orang tua hampir 80% klu melarang anaknya untuk tida meroko alasanya belum bisa cari duit..termasuk saya sendiri dulu waktu orang tuaku melarang aku untuk tidak meroko, terus seharunya disekolah semua guru gk boleh meroko biar muridnya gk ikut ikutan...jangan kaya saya dulu waktu sekolah di sma gara gara terlambat trus diskor suruh beliin roko buat pak guru
BalasHapusMemang begitu yang terjadi di sekitar kita. Itulah yg menyebabkan orang -orang merasa harus merokok, supaya dikira banyak uang hehe
BalasHapus