"Bunda jahat, bunda kejam, puput gak sayang lagi sama bunda, Bunda pergi aja, puput tidak mau liat bunda lagi!", tulisan ini lah yang membuat detik detik yang aku lalui sepanjang hari ini betul-betul tidak menyenangkan. Sejak pagi hingga sore aku terus saja merasa terganggu, beberapa pekerjaan yang seharusnya bisa kuselesaikan pada hari ini, terabaikan. tulisan puput di white board yang tergantung di dinding kamarnya itu telah merusak konsentrasiku.
Tulisan itu aku ketahui pagi tadi, ketika aku akan merapikan kamar anakku, puput 6 tahun. Memang seharusnya aku langsung membahas tulisan itu dengannya, tapi karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00 artinya Puput akan segera berangkat ke sekolah, begitu juga denganku, aku harus berangkat ke tempat kerja, maka kuputuskan untuk menyelesaikannya sore nanti, sepulang kerja.
Di tempat kerja, aku jadi senewen, sebagai pelayan publik, hari ini aku tidak lagi menjadi pelayan yang baik, otakku tak dapat aku ajak kompromi, aku betul-betul terganggu dengan tulisan anakku itu. aku bingung mengapa sebegitu besar kemarahannya padaku, selama ini aku selalu berusaha jadi ibu yang baik, pada saat-saat libur, aku selalu menikmati kebersamaanku dengannya.
Menyadari mood ku betul-betul kacau, aku minta izin dari atasan untuk pulang lebih awal, aku harus berbicara dengan puput.
Sepanjang perjalanan pulang, aku terus merancang kata-kata yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak usia 6 tahun ini, aku tidak mau salah-salah nanti malah memperburuk keadaan. Aku tiba di rumah kira-kira pukul empat sore, Puput tidak ada di rumah, tentu dia sedang mengaji di mushola dekat rumah. Aku kemudian berwudhu dan sholat asar, usai solat aku berdo'a memohon kepada Allah untuk di mudahkan dalam menyelesaikan masalah in.
Usai solat, aku menuju kamar Puput, aku ingin menunggunya di kamar ini. di dalam kamar lagi-lagi aku dikagetkan dengan tulisan yang ada di white board
"Bunda jelek, enggak mau beliin puput coklat, tapi puput sayang bunda"
Tiba-tiba setetes bening meluncur dari kelopak mataku....dan aku pun menulis pada white board tersebut "Bunda juga sayang sama Puput"
Tulisan itu aku ketahui pagi tadi, ketika aku akan merapikan kamar anakku, puput 6 tahun. Memang seharusnya aku langsung membahas tulisan itu dengannya, tapi karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00 artinya Puput akan segera berangkat ke sekolah, begitu juga denganku, aku harus berangkat ke tempat kerja, maka kuputuskan untuk menyelesaikannya sore nanti, sepulang kerja.
Di tempat kerja, aku jadi senewen, sebagai pelayan publik, hari ini aku tidak lagi menjadi pelayan yang baik, otakku tak dapat aku ajak kompromi, aku betul-betul terganggu dengan tulisan anakku itu. aku bingung mengapa sebegitu besar kemarahannya padaku, selama ini aku selalu berusaha jadi ibu yang baik, pada saat-saat libur, aku selalu menikmati kebersamaanku dengannya.
Menyadari mood ku betul-betul kacau, aku minta izin dari atasan untuk pulang lebih awal, aku harus berbicara dengan puput.
Sepanjang perjalanan pulang, aku terus merancang kata-kata yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak usia 6 tahun ini, aku tidak mau salah-salah nanti malah memperburuk keadaan. Aku tiba di rumah kira-kira pukul empat sore, Puput tidak ada di rumah, tentu dia sedang mengaji di mushola dekat rumah. Aku kemudian berwudhu dan sholat asar, usai solat aku berdo'a memohon kepada Allah untuk di mudahkan dalam menyelesaikan masalah in.
Usai solat, aku menuju kamar Puput, aku ingin menunggunya di kamar ini. di dalam kamar lagi-lagi aku dikagetkan dengan tulisan yang ada di white board
"Bunda jelek, enggak mau beliin puput coklat, tapi puput sayang bunda"
Tiba-tiba setetes bening meluncur dari kelopak mataku....dan aku pun menulis pada white board tersebut "Bunda juga sayang sama Puput"