Kaum terpelajar dapat diidentikkan sebagai orang yang mampu berpikir logis, menganalisa setiap gejala yang terjadi dihadapannya dengan nalar yang benar, kemudian akan bertindak sesuai kajian-kajian yang diyakininya sebagai kebenaran. Kenyataannya masih banyak orang yang mengaku sebagai kelompok modern, tidak norak, dan mengaku berilmu setelah mengenyam bangku kuliah, masih berpikir dan bertindak sangat tidak logis, terutama bila sudah berhadapan dengan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan alam gaib, seperti yang terjadi di tempat saya bekerja.
Peristiwa itu
bermula ketika salah seorang murid pinsan pada saat mengikuti upacara senin pagi, entah bagaimana
mulanya murid tersebut kemudiaan berbicara
ngalor ngidul mengaku berasal dari dunia lain, dan disimpulkan bahwa
anak itu kesurupan.
Kesurupan hingga
saat ini masih menjadi perdebatan banyak orang, ada yang menyatakan itu adalah
pekerjaan jin, artinya jin merasuki tubuh manusia, ada pula yang berpendapat
kesurupan adalah munculnya alam bawah sadar seseorang akibat depresi,
Wallahualam bissawab…
Terlepas dari
perbedaan pendapat mengenai fenomena kesurupan, yang pasti kejadian itu dapat
merusak keimanan seseorang,misalnya ketika seseorang dinyatakan kesurupan,
seringkali seseorang itu menjadi nara sumber, tempat bertanya atas
berbagai persoalan yang dihadapi oleh
orang-orang tertentu, yaitu dengan cara berdialog, meminta petunjuk dan
nasehat, seperti yang diakukan seorang teman yang belum mempunyai anak setelah
menikah beberapa tahun, lalu meminta petunjuk supaya dia bisa segera punya anak
(seharusnya dia berkonsultasi ke dokter dan berdo'a dan meminta petunjuk Allah kan?).
Lebih gawat dari
semua itu, ketika anak yang kerasukan tersebut meminta disembelihkan hewan pada
hari tertentu dan jam tertentu, ditambah dengan ancaman akan membawa tiga orang
dari tempat saya bekerja bila keinginannya tidak dituruti, hampir semua orang
bersepakat untuk memenuhi keinginanya tersebut..Astagfirullah… bukankah Allah
telah melarang hal sedemikian? .
“Dan janganlah kamu memakan
binatang-binatang yang tidak disebut nama Alloh ketika
menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik.” (Al-An’am:
121)
Ada yang mencoba
menjelaskan kepada saya, ketika saya tidak bersepakat, upaya yang dapat
dilakukan agar perbuatan itu menjadi
halal, menurut pendapatnya “Supaya pada saat menyembelih hewan itu tidak
mubajir, maka menyembelihnya dengan membaca Bismillah, maka halal daging itu
dimakan” (Lha?? Alasan ngawur apa lagi ini?), bukankah ucapan bismillah yang
seperti ini hanya ucapan yang keluar dari mulut saja, jikapun itu benar, maka
kita hanya terhindar dari kefasikan, sedangkan yang menjadi niat sesungguhnya adalah mengikuti perintah yang
datangnya bukan dari Allah, dan ini lebih gawat, karena termasuk ke dalam dosa
musyrik.
Menyembunyikan
perbuatan dosa di balik kemuliaan itupun semakin menjadi-jadi, kali ini dengan
munculnya ide baru menyelenggarakan peringatan tahun baru hijriah dengnan
segala kelengkapannya tapi tetap dengan
acara utama memotong hewan sebagai mana yang diminta siswa yang
kerasukan tersebut, bukankah ini berarti mencampuradukan yang hak dan yang
batil?.
Dan janganlah kamu campur adukkan
yang hak dan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan
kamu mengetahuniya. (QS:Al’Qur’an (2):42
Bermula dari rasa
takut, seringkali manusia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan
maupun kemampuan nalarnya sendiri. Jika ditanya, golongan ini akan berkata,
saya Islam dan berpegang hanya pada Qur’an dan hadist, tetapi pada kenyataannya
masih mau melakukan perintah-perintah yang bertentangan dengan perintah Allah,
termasuk perintah yang datangnya dari golongan jin, maupun manusia yang
bekerjasama dengan jin. Bukankah
sebagai mahluk ciptaan Allah,
manusia lebih mulia dari golongan
makhluk ciptaan Allah lainya? Seharusnnya ketika kita cemas akan sesuatu, maka Allahlah
satu-satunya tempat berlindung.
“Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami
menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon ampunan
kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.”
17 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar