Kamis, 17 November 2011

artikel

   Memenuhi Permintaan Orang Kesurupan, Itu kan Syirik

Kaum terpelajar dapat diidentikkan sebagai  orang yang mampu berpikir logis, menganalisa setiap gejala yang terjadi dihadapannya dengan nalar yang benar,  kemudian akan bertindak sesuai kajian-kajian yang diyakininya sebagai kebenaran. Kenyataannya masih banyak orang yang mengaku sebagai kelompok modern, tidak norak, dan mengaku berilmu  setelah mengenyam bangku kuliah, masih berpikir dan bertindak sangat tidak logis, terutama bila sudah berhadapan dengan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan alam gaib,  seperti yang terjadi di tempat saya bekerja.
Peristiwa itu bermula ketika salah seorang murid pinsan pada saat  mengikuti upacara senin pagi, entah bagaimana mulanya murid tersebut kemudiaan berbicara  ngalor ngidul mengaku berasal dari dunia lain, dan disimpulkan bahwa anak itu kesurupan.
Kesurupan hingga saat ini masih menjadi perdebatan banyak orang, ada yang menyatakan itu adalah pekerjaan jin, artinya jin merasuki tubuh manusia, ada pula yang berpendapat kesurupan adalah munculnya alam bawah sadar seseorang akibat depresi, Wallahualam bissawab…
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai fenomena kesurupan, yang pasti kejadian itu dapat merusak keimanan seseorang,misalnya ketika seseorang dinyatakan kesurupan, seringkali seseorang itu menjadi nara sumber, tempat bertanya atas berbagai  persoalan yang dihadapi oleh orang-orang tertentu, yaitu dengan cara berdialog, meminta petunjuk dan nasehat, seperti yang diakukan seorang teman yang belum mempunyai anak setelah menikah beberapa tahun, lalu meminta petunjuk supaya dia bisa segera punya anak (seharusnya dia berkonsultasi ke dokter dan berdo'a dan meminta petunjuk Allah  kan?).
Lebih gawat dari semua itu, ketika anak yang kerasukan tersebut meminta disembelihkan hewan pada hari tertentu dan jam tertentu, ditambah dengan ancaman akan membawa tiga orang dari tempat saya bekerja bila keinginannya tidak dituruti, hampir semua orang bersepakat untuk memenuhi keinginanya tersebut..Astagfirullah… bukankah Allah telah melarang hal sedemikian? .
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Alloh ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Al-An’am: 121)
Ada yang mencoba menjelaskan kepada saya, ketika saya tidak bersepakat, upaya yang dapat dilakukan agar  perbuatan itu menjadi halal, menurut pendapatnya “Supaya pada saat menyembelih hewan itu tidak mubajir, maka menyembelihnya dengan membaca Bismillah, maka halal daging itu dimakan” (Lha?? Alasan ngawur apa lagi ini?), bukankah ucapan bismillah yang seperti ini hanya ucapan yang keluar dari mulut saja, jikapun itu benar, maka kita hanya terhindar dari kefasikan,  sedangkan yang menjadi niat  sesungguhnya adalah mengikuti perintah yang datangnya bukan dari Allah, dan ini lebih gawat, karena termasuk ke dalam dosa musyrik.
Menyembunyikan perbuatan dosa di balik kemuliaan itupun semakin menjadi-jadi, kali ini dengan munculnya ide baru menyelenggarakan peringatan tahun baru hijriah dengnan segala kelengkapannya tapi tetap dengan  acara utama memotong hewan sebagai mana yang diminta siswa yang kerasukan tersebut, bukankah ini berarti mencampuradukan yang hak dan yang batil?.
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuniya. (QS:Al’Qur’an (2):42
Bermula dari rasa takut, seringkali manusia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan maupun kemampuan nalarnya sendiri. Jika ditanya, golongan ini akan berkata, saya Islam dan berpegang hanya pada Qur’an dan hadist, tetapi pada kenyataannya masih mau melakukan perintah-perintah yang bertentangan dengan perintah Allah, termasuk perintah yang datangnya dari golongan jin, maupun manusia yang bekerjasama dengan jin. Bukankah  sebagai  mahluk ciptaan Allah, manusia lebih mulia dari golongan  makhluk ciptaan Allah lainya? Seharusnnya  ketika kita cemas akan sesuatu, maka Allahlah satu-satunya tempat berlindung.
“Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.”
17 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....