Selasa, 15 November 2011

HAH ?!!



Entah karena terpengaruh acara  mancing mania atau sekadar menyenangkan suami yang minta ditemani, akhir-akhir ini aku sering menikmati saat-saat senggangku di pantai, memancing ikan. Tidak hanya di tepi pantai, sekali-sekali aku berdua suami memancing di ranggon, panggung dari bambu yang tertancap di laut  kurang lebih 100 sampai 200 meter dari pantai.

Seperti halnya pagi ini, aku bersama suami, juga beberapa penggemar memancing lainnya telah berjajar di sebuah dermaga yang terbuat dari tumpukan batu-batu besar di pantai Selat sunda, kami semua asyik dengan pancing kami masing-masing.

Setelah melempar umpan ke laut, kutancapkan joran di sela-sela batu untuk selanjutnya menunggu sampai ujungnya bergerak-gerak menandakan ada sesuatu yang menyentuhnya di ujung sana. mungkin ikan tapi bisa juga sampah plastik yang akhir-akhir ini sudah menjadi bagian dari ekosistem laut.

Sambil menunggu ada ikan kelaparan yang tidak berhati-hati lalu terperangkap pada kailku, aku melanjutkan menikmati kecerdasan dan kecongkakan poirot dalam menyelesaikan kasus-kasus misteri yang ditulis oleh penulis kesayanganku sejak aku masih kelas 1 SMP. Agatha Cristy.
"Aku takut...!" samar terdengar di telingaku, suara itu begitu lirih menyiratkan ketakutan yang dalam
Dua remaja, mereka ada di ujung dermaga, tapi angin telah membuat suara mereka samar-samar sampai ke telingaku.
"Aku juga sama..."
"Tapi ini salah kamu...kamu yag ngajak aku!"
"Iya memang aku yang ngajak kamu, tapi aku kan gak maksa, kamu juga mau kan?"
"tapi kamu harus tanggung jawab !"
"Tanggung jawab bagaimana?, aku juga bingung!"

Hai apa sebenarnya yang mereka perdebatkan?, mengapa suara si gadis kecil itu begitu ketakutan, ya gadis kecil, kira-kira usianya 14 tahun, mengenakan seragam putih biru, aku teringat gadis kecilku di rumah, usianya kurang lebih sama dengan ABG yang ada di ujung dermaga itu.Ya Tuhan lindungi anak-anakku, jangan sampai mereka terbelit masalah seperti kedua remaja itu.

Kembali kutajamkan pendengaran, ini hal luar biasa, mereka masih sangat muda, bagaimana mungkin mereka terjebak dalam masalah seberat ini.

Dunia memang sudah gila, Remaja sekecil itu sudah terjebak dalam sex bebas... Hah??!! siapa yang harus dipersalahkan?
"Sekarang bagaimana?" kembali suara si gadis terdengar, masih dengan kecemasannya
"kita harus minta tolong seseorang!"
"Minta tolong sama siapa?"
"Ya.. sama orang yang bisa nolong kita!"
"Iya... tapi siapa?"
"Kakak sepupuku, Dia kan mahasiswa kedokteran!"
Hah  ???? itu berbahaya anak-anak, itu berbahaya! hatiku  berteriak-teriak, tapi aku tidak tau harus berbuat apa.
"apa dia mau membantu kita?" si gadis ragu
"Kakak sepupuku itu selalu baik sama aku, gak ada jalan lain, kita harus minta tolong sama dia!" tegas anak laki-laki itu memutuskan.
Kedua remaja itupun berjalan meninggalkan dermaga, pada saat mereka melewatiku, secara tiba-tiba aku menghentikan langkah mereka
"Maaf anak-anak, kalau boleh ibu menyarankan, kalian jangan melakukan itu!"
"melakukan apa?" serentak mereka bertanya, ah mereka sedang berusaha sok polos, batinku,
"Ibu tadi sempat  mendengar masalah yang kalian hadapi!" tegasku kemudian, "menggugurkan kandungan, bagi gadis seusia kamu, itu  berbahaya!" jelasku kemudian. Mereka berdua saling pandang. sudahlah anak-anak bau kencur , kalian jangan berbohong kepadaku, aku hanya ingin melindungi kalian.
"menggugurkan kandungan?" kembali suara mereka serempak seperti suara paduan suara yang fals
"Iya... itukan yang akan kalian lakukan, kalian harus tau, itu adalah perbuatan dosa, perbuatan yang telah kalian lakukan itu sudah merupakan dosa besar, jangan ditambah lagi dengan dosa yang baru, lagi pula ini berbahaya, apalagi kamu masih sangat muda" begitu bernafsu aku menasihati mereka, lalu tiba-tiba, aku melihat dua remaja itu tersenyum-senyum kecil...
"Ibu...sepertinya ibu salah paham" si laki-laki muda menjelasan, masih dengan senyum tertahan.
"maksud kamu?," tanyaku mulai bimbang
 "Lalu mengapa kamu harus minta tolong ke kakak kamu yang dokter segala?" lanjutku
"ooh, kami takut di hukum sama guru biologi yang super galak, karena kami belum menyelesaikan tugas makalah kesehatan yang harus dikumpulkan besok,  jadi ya.. harus minta tolog sama kakak saya yang mahasiswa kedokteran.."
Hah!!??? Kini mukaku yang mungkin memerah karena malu dan merasa bersalah terhadap mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....