Tak Bisa Bernyanyi ya Menulis Saja
Sekitar empat bulan yang lalu, saya mengikuti raker untuk mempersiapkan akreditasi Program studi pada fakultas tempat saya mengajar yang diadakan di salah sebuah cottage di daerah pantai di Kabupaten Pandeglang. Bukan karena mengikuti trent menyelenggarakan raker di luar lingkungan kerja, tapi karena agenda raker tidak saja menyusun program, tetapi juga pengadaan segala-sesuatu yang harus disediakan sebagai barang bukti pada saat dilakukan visitasi oleh assessor nantinya, jadi ya cottage menjadi tempat yang cukup layak. Alasan lainnya, karena jarak kampus ke lokasi tidak terlalu jauh, kurang lebih 25 km. jalan mulus, dan tanpa macet.
Sekitar empat bulan yang lalu, saya mengikuti raker untuk mempersiapkan akreditasi Program studi pada fakultas tempat saya mengajar yang diadakan di salah sebuah cottage di daerah pantai di Kabupaten Pandeglang. Bukan karena mengikuti trent menyelenggarakan raker di luar lingkungan kerja, tapi karena agenda raker tidak saja menyusun program, tetapi juga pengadaan segala-sesuatu yang harus disediakan sebagai barang bukti pada saat dilakukan visitasi oleh assessor nantinya, jadi ya cottage menjadi tempat yang cukup layak. Alasan lainnya, karena jarak kampus ke lokasi tidak terlalu jauh, kurang lebih 25 km. jalan mulus, dan tanpa macet.
Raker
baru berakhir pukul 01.30 dini hari, Mengikuti Raker, sambil terbatuk-batuk akibat sebelumnya makan buah
lengkeng sekilo berdua dengan suami, entah kebetulan atau memang getah lengkeng
itu dapat menyebabkan batuk, saya tidak tau, membuat fisik terlalu letih
akibatnya susah tidur.
Pukul
05.00 pagi terjaga dan melakukan kewajiban selaku muslim, minum secangkir teh
manis kemudian bbyurrrrr………nyebur ke
kolam renang, salah satu godaan yang belum bisa saya tolak, ya berenang
ini, padahal dalam kondisi lelah dan
fisik juga nyata-nyata tidak dalam keadaan fit, seharusnya saya tidak melakukan
ini. Usai berenang saya rasakan suhu tubuh sedikit meningkat, tenggorokan perih
dan suara yang menghilang.
Menurut
pengalaman sebelumnya, kalau demam dan tenggorokan perih diikuti suara yang
parau, saya cukup minum vitamin C dosis tinggi, paling-paling tiga, empat hari
keadaannya membaik lagi, tapi kali ini kok beda ya?, setelah hampir dua bulan, suara
saya tetap dalam keadaan parau yang cukup parah !. Komunikasi dengan banyak
orang pun terganggu, termasuk kegiatan mengajar, juga terganggu.
Memasuki
bulan ketiga, suara saya mulai membaik, tapi kok ada yang beda?. Saya tidak
bisa bernyanyi dengan suara tinggi apalagi untuk berfalseto ria, sedih juga
sih, karena sejak kecil saya senang bernyanyi, bernyanyi bisa membuat saya
merasa lebih rileks. Dan merasa lebih eksis tentunya he he he…
Sudah
bulan ke empat, suara saya tidak juga kembali seperti semula, saya harus
melakukan sesuatu, harus ada ruang dalam hidup
ini tempat saya bisa berekspresi. Apa ya?...
Menulis,
tiba-tiba pikiran itu terlintas di benak saya, ya… sudah lama tidak menulis,
padahal waktu masih jadi murid SMP sampai SMA saya cukup produktif menulis di
MADING. Suara saya masih parau tapi saya sudah tidak gundah lagi… karena saya akan
menulis. Bila besok atau lusa suara saya sudah kembali normal, saya akan
menulis sambil bernyanyi atau bernyanyi sambil menulis??
Salam
24
November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar