Kamis, 24 November 2011

artikel


                    Tak Bisa Bernyanyi ya Menulis Saja
Sekitar empat bulan yang lalu, saya mengikuti raker untuk mempersiapkan akreditasi Program studi pada fakultas tempat saya mengajar yang diadakan di salah sebuah cottage di daerah pantai di Kabupaten Pandeglang. Bukan karena mengikuti trent menyelenggarakan raker di luar lingkungan kerja, tapi karena agenda raker tidak  saja menyusun program, tetapi juga pengadaan segala-sesuatu yang  harus disediakan sebagai barang bukti pada saat dilakukan visitasi oleh assessor nantinya, jadi  ya cottage menjadi  tempat yang cukup layak. Alasan lainnya, karena jarak kampus ke lokasi tidak terlalu jauh, kurang lebih 25 km. jalan mulus, dan tanpa macet.
Raker baru berakhir pukul 01.30 dini hari, Mengikuti Raker, sambil  terbatuk-batuk akibat sebelumnya makan buah lengkeng sekilo berdua dengan suami, entah kebetulan atau memang getah lengkeng itu dapat menyebabkan batuk, saya tidak tau, membuat fisik terlalu letih akibatnya susah tidur.
Pukul 05.00 pagi terjaga dan melakukan kewajiban selaku muslim, minum secangkir teh manis kemudian   bbyurrrrr………nyebur ke kolam renang, salah satu godaan yang belum bisa saya tolak, ya berenang ini,  padahal dalam kondisi lelah dan fisik juga nyata-nyata tidak dalam keadaan fit, seharusnya saya tidak melakukan ini. Usai berenang saya rasakan suhu tubuh sedikit meningkat, tenggorokan perih dan suara yang menghilang.
Menurut pengalaman sebelumnya, kalau demam dan tenggorokan perih diikuti suara yang parau, saya cukup minum vitamin C dosis tinggi, paling-paling tiga, empat hari keadaannya membaik lagi, tapi kali ini kok beda ya?, setelah hampir dua bulan, suara saya tetap dalam keadaan parau yang cukup parah !. Komunikasi dengan banyak orang pun terganggu, termasuk kegiatan mengajar, juga terganggu.
Memasuki bulan ketiga, suara saya mulai membaik, tapi kok ada yang beda?. Saya tidak bisa bernyanyi dengan suara tinggi apalagi untuk berfalseto ria, sedih juga sih, karena sejak kecil saya senang bernyanyi, bernyanyi bisa membuat saya merasa lebih rileks. Dan merasa lebih eksis tentunya  he he  he…
Sudah bulan ke empat, suara saya tidak juga kembali seperti semula, saya harus melakukan sesuatu, harus ada ruang dalam hidup  ini tempat saya bisa berekspresi.  Apa ya?...
Menulis, tiba-tiba pikiran itu terlintas di benak saya, ya… sudah lama tidak menulis, padahal waktu masih jadi murid SMP sampai SMA saya cukup produktif menulis di MADING. Suara saya masih parau tapi saya sudah tidak gundah lagi… karena saya akan menulis. Bila besok atau lusa suara saya sudah kembali normal, saya akan menulis sambil bernyanyi atau bernyanyi sambil menulis??

Salam
24 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....