Kamis, 30 Juli 2020

Hati yang Mendua #end





Usai solat subuh, Aini kembali merebahkan diri. Beberapa hari ini dia seperti kehilangan sebagian besar gairah hiduo. Hati yang mendua membuatnya terjebak pada situasi yang tak menyenangkan.
Terkadang batinnya berkata, bahwa bahagia yang sempurna adalah memenangkan semua mimpi, dan itu adala Ridho. Tapi, di sisi hatinya yang lain, dia tak ingin kehilangan Ami. Dia telah terbiasa dengan kehadirannya. Lelaki yang selalu mendukung segala aktivitasnya, memaham kecintaannya pada anak didik, dan tempat berbagi tentang dunia sekolah yang dilakoninya. Sebagai sesama guru, mereka selalu punya topik-topik menarik untuk diperbincangkan, terlebih polah dan tingkah murid-murid yang tengah beranjak remaja.

Cerita tentang sekolah dengan berbagai problematikanya, adalah dunia yang mereka jalani. Tak semua yang berprofesi guru, melakukan seperti yang mereka lakukan. Menjadikan sekolah dan anak-anak sebagai arena untuk melepaskan banyak energi yang dimiliki. Ami melakukannya, sama seperti dirinya. Dia ingin selamanya seperti itu.

"Ay, ada Vina di luar!" Suara ibu yang sudah berdiri di depan pintu kamar yang pintunya tak tertutup rapat.
"Iya, Bu." Gadis berpipi cabi itu pun bangkit dan melangkah menuju teras, di sana ada Vina tengah mengamati bunga anggrek kecil berwarna kuning dalam vas kecil di atas meja.
"Ini bunga asli, Ay?" Tanyanya saat menyadari kehadiran Aini.
"Asli lah, mana ada yang palsu di sini."
"Kamu tuh yang palsu," Vina menunjuk Aini. Kemudian mereka berdua tertawa.
"Minum apa, Vin?"
"Biasanya kamu punya buah markisa, jus nya pasti seger,"
"Ya, maunya yang susah. Nyesel nanya."
Vina kembali tertawa, tapi kali ini dia sudah melangkah ke dalam rumah dan langsung membuka kulkas. Buah markisa berwarna kuning diambilnya dan ditunjukkannya pada Aini yang sudah berdiri di belakangnya.
"Biar aku bikin sendiri, kamu mau juga?" Aini mengangguk dan menyerahkan dua gelas kosong yang ada di tangannya.
"Gulanya ada di meja," lanjutnya.

Aini dan Vina kembali duduk di teras dengan gelas jus markisanya masing-masing.
"Sudah denger belum?" Aini menoleh ke arah Vina dengan gelas yang masih menempel di mulut. Dia menggeleng.
"Si Prapti kan kemarin nikah," Vina memulai gosip pagi.
"Oh" Aini menanggapi sekadarnya, tangannya malah asik mengaduk-aduk batu es dalam gelas.
"Dia nikah dengan siapa coba?" Vina semakin serius. Aini menggeleng lagi.
"Ridho, sepupunya Fitri, yang waktu itu kita ketemu di rumah Fitri."
Tangan Aini yang sedari tadi asik memainkan sendok, tiba-tiba terasa kaku. Saat itu mungkin wajahnya memucat, tapi Vina tak memperhatikan. Aini berusaha tetap tenang, menyembunyikan keterkejutannya.
"Kamu ke sana waktu mereka menikah?" Sebetulnya ada getar aneh di suara Aini, lagi-lagi luput dari perhatian Vina.
"Enggaklah, gak ada yang dikasih tahu. Aku saja baru tahu tadi pagi dari Fitri,"
"Mereka pacaran?" Suara Aini mulai tenang.
"Enggak, mereka baru kenal beberapa bulan aja."
"Itulah jodoh, susah diprediksi. Pacaran lama, eh putus. Yang baru kenal bisa menikah."
@@@

Vina sudah pulang, tapi ceritanya tentang pernikahan Ridho yang terkesan terburu-buru dan tertutup, menganggu Aini. Sampai menjelang dini hari matanya tak mau terpejam. Apa yang terjadi di antara mereka? Belum lama Ridho masih terkejut saat mengetahui Aku dekat dengan seseorang, dan tiba-tiba saja hari ini dia menikah. Jadi yang kemarin itu apa? Nyatanya bagi Ridho, aku hanya teman Fitri, tak lebih. Mengapa aku sebodoh ini? Masih saja bermimpi dan berharap cintanya. Bahkan aku menyakiti hati Ami demi sesuatu yang sesungguhnya tak pernah ada.

Banyak sesal berkecamuk di pikiran Aini. Dia semakin takut jika Ami benar-benar meninggalkannya. Sudah dua minggu dia tak datang dan Aini tak pula berusaha menghubungi. Ami, maafkan aku. Matanya mengembun dengan penyesalan yang dalam.

@@@

Matahari sudah agak tinggi, Aini baru terjaga.Tadi malam usai solat subuh dia baru bisa tidur.
Di luar sudah ramai kendaraan yang lalu lalang. Aini membuka jendela, menikmati hangat pagi yang menyeruak masuk ke dalam kamarnya. Dihelanya nafas dalam dalam, rongga dadanya terasa agak lapang. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada motor yang terparkir di dekat pohon palm merah di samping teras.
Aini mengucek matanya, berusaha meyakinkan hatinya bahwa ada Ami duduk di teras rumah, di tempat biasa dia duduk. Dada Aini bergemuruh. Tampaknya hati Aini kembali utuh untuk laki-laki berambut ikal, sahabat SMP-nya saat sama-sama mengurus mading sekolah.
Aini segera mencuci muka dan memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik tipis-tipis kemudian menemui Ami, dia tak ingin cinta itu kembali kecewa. Dia segera menemui Ami dengan segelas teh manis.

Tamat







Selasa, 28 Juli 2020

Sepuluh Syarat Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Pandeglang


Belajar dari rumah yang banyak dikeluhkan, menuntut segera diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka. Kadisdik Kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka akan dimulai bulan Agustus yang akan datang setelah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, diantaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Meskipun pembelajaran tatap muka segera dimulai, bukan berarti pelaksanaannya sama dengan tatap muka sebelum pandemi. Ini 10 hal yang menjadi persyaratan:

1. Surat rekomendasi dari Puskesmas setempat
2. Surat dukungan dari orang tua atau wali siswa untuk belajar tatap muka.
3. Surat oersetujuan dari pengawas sekolah.
4. Foto kelengkapan sarana kebersihan, berupa tempat cuci tangan di depan gerbang sekolah.
5. Foto petugas pemeriksa suhu tubuh beserta kelengkapannya.
6. Foto ruang guru yang jarak antar bangku sesuai pedoman jaga jarak fisik.
7. Foto ruang belajar dengan bangku sesuai dengan pedoman jaga jarak fisik.
8. Foto petugas UKS di ruang UKS
9. Foto petugas sedang membersihkan toilet.
10. Memasang spanduk sekolah daerah wajib masker.
Seluruh persyaratan dikirimkan ke kantor Dinas Pendidikan, paling lambat tanggal 31 Juli 2020.

Info diperoleh berdasarkan surat edaran dari Dinas Pendidikkan

Senin, 27 Juli 2020

Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Bulan Agustus



Setelah BDR yang cukup lama, menyita waktu dan pikiran, menghasilkan banyak keluhan, tetapi tidak mencapai target kurikulum, Kadisdik Kabupaten Pandeglang H. Taufiq Hidayat menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka akan dumulai bulan Agustus ini, pada saat menggelar rapat koordinasi pembelajaran tatap muka di Aula Kantor Dinas Kabupaten Pandeglang (Senin, 27 Juli 2020)
Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa teknis penyelenggaraannya tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Guru, siswa, tenaga kependidikan atau siapa pun yang berkunjung ke lingkungan sekolah harus mengenakan masker. Ketersediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer juga harus diperhatikan.
Yang menjadi perhatian penting, bukan hanya tercapainya target kurikulum, tetapi keselamatan anak, guru, keluarga dan seluruh masyarakat, lanjut beliau.
Selama BDR keberhasilan kegiatan pembelajaran hanya mencapai 30%. Banyak kendala yang harus dihadapi, mulai dari penguasaan teknologi IT- guru maupun orang tua- yang masih rendah, tidak seluruh wilayah di Kabupaten Pandeglang terjangkau signal, belum semua siswa memiliki android, mahalnya paket data. Semua kendala yang datanya diperoleh melalui survey kepada guru dan siswa, yang menjadi pertimbangan sehingga dirasa perlu untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka.

Sumber https://www.japos.co/2020/07/27/kadisdik-proses-kegiatan-belajar-tatap-muka-dilaksanakan-bulan-agustus-mendatang/

Belajar Menulis Teks Deskripsi

Teks deskrisi adalah teks yang menggambarkan secara rinci suatu objek, tempat,  atau peristiwa tertentu, sehingga pembaca seolah dapat melihat, merasakan, mendengar, atau merasakan objek yang dideskripsikan.

Ciri-ciri teks deskripsi:

1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.

2. Melibatkan kesan indra sehingga gambaran objek menjadi jelas.

3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri objek yang diamati penulis.

4.menjelaskan ciri-ciri objek secara terperinci,seperti warna,ukuran,bentuk,dan keadaan suatu objek .

Berdasarkan tujuannya,deskripsi dibedakan menjadi dua

1.      Desktipsi sugestif bertujuan menciptakan pengalaman kepada diri pembaca karena berkenalan langsung dengan objeknya

2.      Deskripsi ekspositoris atau deskripsi teknis bertujuan memberi identifikasi atau informasi mengernai objek. Pembaca dapat mengenali objek jika bertemu atau berhadapan langsung.

 

Secara umum, teks deskripsi terdiri atas tiga jenis seperti berikut.

1. Teks deskripsi tempat(spasial)

     Teks deskripsi tempat(spasial)adalah teks yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.

2. Teks deskripsi waktu

     Teks deskripsi waktu menggambarkan urutan waktu. Berdasarkan gambaran tersebut,pembaca akan tahu urutan kejadian yang berhubungan dengan urutan waktu.

3. Teks deskripsi orang.

     Pendeskripsian orang akan menceritakan orang tersebut secara terperinci. Mendeskripsikan orang dapat dilakukan melalui berbagai cara,yakni dengan memilih aspek yang akan dideskripsikan,seperti bidang milik,bidang fisik,bidang perasaan,bidang tindakan,dan watak.

 

Ciri kebahasaan teks deskripsi

1.                          Kalimat berisi penjelasan terperinci untuk membuat objek menjadi konkret (nyata)

Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya penjelasan, uraian, atau rincian secara detail tentang kalimat utama suatu paragraf.

2.                          Menggunakan pilihan kata dengan emosi kuat dalam teks deskripsi.

Kata emosi adalah kata-kata yang digunakan untuk  menggambarkan dan mengekspresikan perasaan yang dialami seseorang. Teks deskripsi juga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat.

Contoh kata emosi : ombak menggempur, gundah gulana, melukai hati.cahaya benderang.

3.                         Mengidentifikasi majas.

Majas sering pula disebut dengan gaya bahasa. yang sering digunakan dalam teks deskripsi adalah majas perbandingan. Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan memengaruhi pendengar ataupun prembaca.

Contoh kalimat bermajas: Sungai mengalir di antara akar-akar pohon, di kiri dan kanan pohon-pohon bakau menghijau. Keindahan yang memanjakan mata. (gaya bahasa personifikasi)

 

Informasi dalam teks deskripsi dapat dicari dengan pemetaan. Pemetaan berdasarkan pemaparan umum ke khusus, dengan langkah sebagai berikut:

1. Membaca keseluruhan teks deskripsi.

2. Memahami isi teks deskripsi.

3. Menemukan ide pokok setiap paragraf dalam teks deskripsi.

 

Struktur teks deskripsi  

1.   Identifikasi, berisi penjelasan tentang definisi atau identitas objek yang dideskripsikan, misalnya lokasi, sejarah, dan makna onjek yang dideskripsikan.

2.  Deskripsi bagian berisi penjelasan tentang klasifikasi objek yang dideskripsikan.

3.  Kesan atau Simpulan.

 

Telaah Kebahasaa Teks Deskripsi

1. Penggunaan kalimat perincian untuk membuat objek menjad konkret.

2. Penggunaan kalimat yang menggunakan cerapan pancaindra.

3. Penggunaan kata berimbuhan.

4. Penggunaan kata bersinonim dalam teks deskrpsi.

5. Penggunaan kata depan.

6. Penggunaan kata khusus dalam teks deskripsi.

7. Penggunaan huruf kapita dalam teks deskripsi.

8. Penggunaan istilah kata.

9. Penggunaan tanda baca.

10. Pengunaan kata baku.

11. Penggunaan konjungsi.

12. Penggunaan rujukan kata.

Teks deskripsi dapat disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan. Dalam bentuk lisan, teks deskripsi dapat disajikan baik bentuk rekaman suara maupun tayangan suara dan video. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam membuat teks deskripsi sebagai berikut.

1. Memahami objek yang akan dideskripsikan.

2. Menghindari penggunaan kata atau kalimat kasar saat menyampaikan deskripsi suatu objek.

3. Menghindari kata atau kalimat yang bersifat subjektif, menyerang pribadi atau fisik seseorang, dan menjatuhkan objek yang dideskripsikan.

4. Menghindari kata-kata yang mengandung SARA untuk mendeskripsikan objek.

5. Menggunakan kalimat sopan dan mudah dipahami.

6. Menyampaikan deskripsi objek secara runtut.

         Selain dalam bantuk lisan, kamu dapat menyusun teks deskripsi berdasarkan data, gagasan, dan kesan terhadap objek. Langkah-langkah menyusun teks deskripsi sebagai berikut.

1. Menentukan topik.

2. Menentukan tujuan penulisan.

3. Mengumpulkan informasi atau bahan.

4. Membuat kerangka tulisan.

5. Mengembangkan kerangka karangan.

 

Langkah-langkah Menulis Teks Deskripsi

1.      Tentukan objek yang akan dideskripsikan

Misalnya pohon besar di halaman depan rumahmu

 

2.      Gunakan panca inderamu untuk memerinci bagian-bagia pohon tersebut

Perincian berdasarkan yang dilihat (indera mata)

Misalnya: rinci warna daun, warna akar, warna batang, warna buah yang masih muda, warna buah yang sudah tua.

Rinci pula bentuk daun, bentuk batang, bentuk akar.

 

Perincian berdasarkan pendengaran (indera pendengaran)

Ada suara burung, suara gesekan daun, suara anak-anak yang memanjat pohon dll

 

3.      Gunakan perasaanmu unuk memberi kesan.

Misalnya merasa tenang karena teduh, merasa sejuk dll

 

Rangkai perincian princian itu dalam sebuah teks deskripsi

Pohon Besar di Halaman Rumahku

 

Pohon besar yang tumbuh di halaman depan rumahku sudah lumayan tua. Sejak aku kecil pohon itu sudah ada. Pohon itu kini menjadi satu-satunya pohon besar yang masih ada di kampung kami.

 

 

Identifikasi

Batangnya sangat besar, tanganku tidak bisa memeluknya, kecuali aku dan adikku saling berpegangan dan berdua melingkarkan tangan pada pohon.

 

Deskripsi bagian

Daun pohon itu berukuran besar juga, kira-kira 20 cm. warnamya hijau agak kekuningan. Kalau sudah tua berubah kemerahan.

Akar pohon itu muncul ke permukaan tanah, biasanya aku gunakan untuk alas duduk sambil membaca buku.

 

Deskripsi bagian

Setiap bulan Desember, pohon berbuah. Warna buahnya merah kecoklatan. Menyerupai warna manggis, sayangnya tak bisa dimakan, kata Ibu ada racunnya.

 

Deskripsi bagian

Pohon besar itu kini sudah tua dan akan segera ditebang. Membayangkan kalau pohon itu sudah tak ada, aku merasakan udara panas dan rasa tidak nyaman.

 

Kesan atau penuutp

 

Berlatih menulis teks deskripsi:

 

 Perhatikan gambar di atas. Kita akan membuat teks deskripsi berdasarkan gambar.

Ikuti langkah-langkah ini!

1.      Identifikasi sungai di atas, Misalnya

Sungai Yamuna di New Delhi-India

 

2.      Deskripsi bagian:

Luas sungai sekitar 10 meter

Sampah memenuhi sungai

Sampah palstik berupa kemasan makanan dan minuman

Sampah rumah tangga.

Air tergenang, tidak mengalir krena sungai dangkal

Bau yang menyengat (seandainya kita ada di sana)

Dll

3.      Kesan atau penutup Sungai yang merusak pemandangan kota dan idak sehat.

Dari rangkaian informasi di atas, kalian dapat mencoba menulis teks deskripsi.

Daftar di sini Nonton youtube dapat uang


Sabtu, 25 Juli 2020

Buku yang Tertukar

Hari ini rapat kenaikan kelas. Semua guru di tempat Aini mengajar diwajibkan hadir, tentu tetap dengan mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi. Didorong oleh rasa rindu pada sekolah yang telah lama dirasakannya,  Aini berangkat dengan bersemangat.

Tiba di gerbang Aini berhenti sesaat. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari seseorang.

"Selamat pagi, Bu Aini," suara Abah Ihin yang tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya, membuat Aini terperanjat.

"Tumben ke sekolah," sapa Abah Ihin ramah.

"Kangen dengan suasana sekolah, Bah. Gak enak di rumah terus," timpalnya tak kalah ramah.

Mereka berbincang sejenak, Aini jadi tahu kalau Abah Ihin tidak bekerja dari rumah seperti yang lainnya. Sebagai penjaga dan sekaligus bertanggung jawab memelihara kebersihan sekolah, setiap hari dia tetap harus datang. Pantas saja bunga-bunga di halaman sekolah tetap segar dan rapi, Aini bergumam. Aini selalu kagum pada Abah Ihin. Dengan penghasilan yang tak seberapa, dia tetap melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab.  Abah bilang, ini juga ibadah. Sikap yang layak ditiru, menurut Aini

 Bu Ratna yang baru saja turun dari ojeg menggamit lengan Aini, mengajaknya melangkah bersama menuju ruang guru. Aini langsung menuju bangku yang di depannya ada meja bertuliskan namanya.   Di atas meja imasih ada beberapa buku latihan siswa yang belum sempat dibacanya, tersusun rapi.

Sambil mendengarkan obrolan santai di antara guru yang sudah berkumpul dalam ruangan, Aini menyempatkan diri memeriksa buku tugas siswa, sambil menunggu rapat kenaikan dimulai. Sesekali dia ikut menimpali dan tertawa bersama mereka.

Sebelum Aini selesai mengoreksi, Bapak Kepala Sekolah sudah memasuki ruang guru, rapat pun dumulai. Aini menghentikan kegiatannya  dan tergesa memasukkan beberapa buku tugas ke dalam tas ranselnya.

Rapat kenaikan kelas hari ini berbeda dari biasanya, berlangsung cepat. Tidak ada perdebatan alot untuk menentukan seorang siswa bermasalah masih  layak naik kelas atau tidak.

Semua guru kekurangan data. Ada anak yang dua bulan pertama sering tak masuk pun naik kelas karena  guru wali kelas bersama Guru Bimbingan dan Penyuluhan  sudah melakukan pembinaan, walau hasilnya tak terlihat karena pandemi covid 19 memaksa mereka belajar di rumah saja, tidak ada lagi data kehadiran ril di kelas. Kegiatan belajar daring juga tak efektif. Banyak kendala, guru dan siswa sama -sama tak siap. Kondisi luar biasa melahirkan keputusan fantastis, semua siswa naik kelas.

Selama rapat berlangsung Aini malah sibuk dengan aplikasi note yang ada di gawainya. Sebuah puisi tercipta,

 

Ada yang memfitnah, ada yang difitnah

Siapa memfitnah?

Siapa difitnah?

 

Ada yang diuntungkan ada yang dirugikan

Siapa menguntungkan siapa?

Siapa merugikan siapa?

 

Ada yang berbohong dan ada yang dibohongi.

Siapa pembohong?

Siapa yang dibohongi?

 

Semua berseliweran tak jelas

Semua tak tahu harus percaya pada siapa

 

Ada yang takut, ada yang terlalu berani

Yang takut melepas semua peluang

Yang terlalu berani menentang risiko

 

Ada yang hanya bisa diam

Ada yang terus bergerak

 

Ada aku, kamu, kita, dan mereka

Melangkah ragu

Antara cemas dan harapan

Wakasek kurikulum sudah menutup acara  rapat  Aini pun menutup aplikasi note  setelah menyimpan catatan yang baru ditulisnya lalu memasukkan gawai ke kantong beresleting di bagian luar tas ransel besarnya.

@@@

Pembagian rapot kenaikan kelas baru saja dilakukan. Walau protokoler jaga jarak telah disosialisasikan, pada kenyataannya tak bisa dilaksanakan. Anak-anak yang terlalu lama menyimpan rindu di antara mereka, tak dapat menahan diri untuk saling memeluk. Para guru terus saja mengingatkan. Daerah hijau, status ini yang membuat kecemasan agak berkurang.

 

Aini telah selesai membagikan raport di kelas 8 B saat hendak beranjak meninggalkan kelas, beberapa anak menghampiri,

"Bu, foto bersama dulu." Aini tak segera menjawab, itu artinya harus saling berdekatan dan mengabaikan protokol jaga jarak, pikirnya.

"Kan harus jaga jarak," Aini mencoba menolak.

"Bu, please! Ini hari terakhir kita berkumpul. Setelah ini gak akan ada kesempatan foto bareng,"  bujukan dari wajah-wajah penuh harap ini menggoyahkan hati Aini. Ya, kapan lagi?

"Oke, tapi sebentar saja. Setelah itu kalian segera pulang." wajah-wajah yang tadi harap-harap cemas kini tampak gembira. Siswa kelas 8B mendadak menjadi sangat mudah diatur. Mereka berjajar menghadap kamera dengan gayanya masing-masing.

----

Aini tengah menikmati hari libur pertama. Tak ada lagi kegiatan belajar daring. Kegiatan belajar semester genap telah usai. Para siswa telah pula menerima hasil belajar. Pandangnya tertumbuk pada tas ransel besar yang masih tersandar di kaki meja kecil yang ada di kamar. Aini teringat ada beberapa buku siswa yang ada dalam tas. Aini ingin melanjutkan memeriksa buku tugas siswa, walaupun sudah tak mempengaruhi nilai hasil belajar  karena rapot sudah dibagikan, Aini tetap ingin melakukannya.

 

Ada lima buku yang dikeluarkannya dari dalam tas. Tapi salah satu buku  terlalu kecil sebagai buku tugas, buku siapa ini? Aini membolak balik halaman buku yang ada di tangannya. Bukan, ini bukan buku tugas siswa. Ini buku diari. Punya siapa? Masih diliputi rasa ingin tahu, kembali diperiksanya halaman demi halaman untuk  mencari identitas si pemilik. Aini terkejut, ada namanya di buku itu. Segera ditutupnya halaman buku itu, hatinya bergejolak antara rasa ingin tahu dan rasa bersalah karena membuka catatan harian orang lain.

Sudah hampir sepuluh menit, Aini masih saja ragu-ragu. Buku diari masih ada di tangannya. Terbayang lagi apa yang baru saja dia lihat, namanya.

Ada pertarungan hebat di hati Aini, rasa penasaran dan merasa tidak berhak mengetahui isi tulisan itu, dia sadar bahwa diari adalah sesuatu yang sangat pribadi, tempat seseorang bisa menulis secara jujur tentang rasa. Marah, benci, bahagia, dan ekspresi jiwa lainnya.

Jika aku tidak membaca,   selamanya aku tidak tahu  orang lain bicara apa tentangku. Jika hal baik sih tidak masalah, kalau hal buruk? Aku akan kehilangan kesempatan memperbaiki diri.

"Bismillah..." Dia buka lagi halaman buku itu, mencari tulisan yang tadi sempat dilihatnya.

"Aku kira Bu Aini itu guru hebat, nyatanya sama saja dengan guru lain. Pilih kasih. Apa kurangnya aku dari Septi, dari Rizka, nilai-nilaiku juga bagus seperti mereka, aku juga masuk 10 besar. Tapi Bu Aini tak pernah peduli. Dia pilih kasih.

Satu persatu kata yang terangkai itu dibaca Aini dengan rasa yang campur aduk. Ada rasa tersinggung, sedih, marah, dan entah apa lagi. Aini merasa sedang di hukum tanpa persidangan. Dia jadi ingin tahu, siapa yang menulis?

Dibolak-baliknya lagi halaman buku itu untuk menemukan identitas pemiliknya.  Risan, selalu ini yang muncil di akhir setiap tulisan. Tapi, tak ada nama Risan yang tertera di daftar absen.

Nyaris putus asa, itu yang dirasakan Aini. Sedari tadi mencari, tapi tak juga dia tahu siapa pemilik buku diari itu.

Risan, siapa dia? Dia pasti siswaku karena menulis  namaku dengan sebutan Ibu Aini. Aini melihat lagi ke buku absen, berharap ada nama yang mirip atau mengarah. Tak juga ada. Kini matanya tertuju ke 4 buku latihan siswa yang barus saja dikoreksinya. Aini teringat pada catatan tugas yang telah dikoreksinya saat menjelang rapat. Ada lima nama yang tersisa saat Wakasek Humas mengajak para guru untuk memulai rapat.

Aini segera memeriksa nama nama yang tertera di halaman depan buku dan melanjutkan catatan kemarin dengan menambahkan nama serta nilai keempatnya.

 

AURIA SINTIA, nama ini yang belum ada dalam daftar catatannya. RIS? RIAS? ARIS? Aini memutar-mutar urutan huruf nama Aria,  Mengapa RISAN? Keningnya berkerut, tapi ada senyum kecil di sudut bibir Aini ketika mengetahui Auria mengidolakan artis korea yang memiliki nama depan San. Satu langkah permulaan telah dilalui, Aini kini tahu anak yang menyebutnya guru pilih kasih.

Aini tak pernah menduga, Auria punya pendapat begitu. Selama ini Aini selalu bersikap adil, memberi perhatian pada semua siswa. Kalau ada siswa yang mendapat perhatian lebih, itu karena mereka memang membutuhkan. Doni, Septi, atau beberapa anak lainnya, mereka dalam masalah dan butuh perhatian khusus.

Auria, anak cerdas. Dia rajin dan berprestasi. Tak ada tanda-tanda dia menyimpan masalah. Ada apa dengannya?

"Padahal capek, tapi kalau tidak, Mama pasti makin cuek. Dapet nilai bagus aja Mama cuman bilang, baguslah."

"Lagi-lagi Mama bikin aku malu di depan temannya. Mama selalu bangga-banggain Kak Riri dan nganggap aku gak ada."

"Pa, kenapa sih perginya lama? Mama cuman sayang sama Kak Riri."

dan masih banyak catatan lain yang membuat Aini mengerti, mengapa Auria berprilaku seperti itu. Aiuria merasa diperlakukan berbeda.  Bahkan usaha untuk menarik perhatian mamanya, seolah tak ada arti. Mungkin ini yang membuat dia selalu mencurigai orang lain, termasuk mencurigaiku. Batin Aini.

Auria, ada satu tugasmu yang belum kamu kumpulkan, pesan Aini lewat watsapp. Bisa kamu kirimkan ke ibu? Pesan Aini berikutnya. Pesan yang terkirim itu belum mendapat jawaban hingga sore hari.

Auria justru muncul di rumah Aini untuk menyerahkan buku tugasnya.

"Kita makan seblak dulu, yuk" ajak Aini sambil merengkuh bahu remaja hitam manis itu ke samping rumah, ke warung Bi Ida. Auria tak bisa menolak karena rengkuhan itu cukup kuat dan membuat dia melangkah mengikuti.

"Saya tidak bawa uang," bisiknya dekat telinga Aini.

"Ibu yang traktir."

Kini mereka sudah duduk berdampingan menghadap meja panjang yang menempel ke dinding. Dua mangkuk seblak juga sudah terhidang.

Aini mengajak Auria mengobrol hal-hal yang disukainya, sesekali terdengar derai tawa mereka yang membuat beberapa pengunjung melirik. Keduanya menjadi sangat akrab.

Dua mangkuk seblak sudah kosong. Wajah mereka pun telah memerah karena pedas level 5 yang tadi mereka pesan.

Aini hendak beranjak menghampiri Bi Ida untuk membayar, saat itu dia mendengar suara Auria

"Bu!"

"Ya?"

"E..., saya kan sudah..."

"Mengumpulkan buku tugas?" Air muka Auria berubah pucat.

Kok kaget? Buku tugas yang ini kan?" Aini menunjuk  buku yang tergeletak di meja, buku tugas  yang tadi baru saja diserahkan oleh Auria.

"Eh, Iya...tapi...bukan yang itu, bukan! ...yang dulu."

"Oh, yang itu? Ada." Aini menjawab  santai sambil menyeruput minumannya.

Auria semakin panik. Dia menatap Aini dengan tatapan menghiba.

"Ibu membacanya?" Aini menjawab dengan anggukan kecil dan sebuah senyum.

"Maaf, ya. Ibu terpaksa membaca karena mencari tahu siapa pemilik buku itu," jelasnya. Suasana hening sejenak. Aini asik mengaduk-aduk batu es dalam gelas. Auria memilin-milin ujung tali tas kecil yang dibawanya.

"Bu, maaf." Suara Auria nyaris tak terdengar.

"Hei, kamu kenapa? Minta maaf untuk apa? Fungsi buku diari itu memang untuk curhat, kamu boleh menulis apa saja yang tengah kamu rasakan atau pikirkan. Yang penting, jangan mengumbar kata-kata kasar. Itu bisa membuat jiwamu juga jadi jasar."

"Tapi, saya menulis tentang Ibu," masih dengan suara perlahan, menahan tangis.

Aini menatap Auira dengan senyum menenangkan.

"Ibu gak marah. Ibu hanya ingin kamu tahu," ucapan Aini membuat Auria menghentikan keasikannya memilin-milin ujung tali tasnya.

"Ibu tidak pernah berniat membeda-bedakan kalian, Ibu sayang kalian. Mengapa perlakuan Ibu berbeda? Kebutuhan kalian juga berbeda. Yang Ibu tahu  kamu anak hebat, kuat, dan selalu ceria. Kamu mampu mengatasi masalah-masalahmu dengan cara yang baik. Kamu tidak membutuhkan bantuan. Berbeda dengan beberapa temanmu yang lain. Mereka butuh bantuan. Ibu melakukan itu untuk mereka." Auria mendengarkan dengan seksama.

"Tapi, Bu...Mama..."

"Insya Allah, mamamu juga bangga sama kamu. Terkadang orang tua tidak mau menunjukkan rasa bangganya. Mereka tidak ingin anaknya jadi sombong atau menjadi manja."

Kata-kata Aini rupanya berhasil menenangkan remaja 15 tahun ini. Senyum kecil kembali terlihat di wajahnya.

"Bu, boleh saya kapan-kapan main lagi ke sini?"

"Tentu, Ibu senang kalau ada yang mau main ke sini. Ibu punya banyak buku yang bisa kalian baca."

"Terima kasih,Bu." Aini melingkarkan lengannya  ke tubuh Auria. Ada kabut tipis tiba-tiba menutupi mata Auria. Dia berusaha menahannya agar tak berubah menjadi tetesan air.

"Lain kali hati-hati menjaga buku diarimu."

Pesan Aini saat mengantar Auria ke depan pintu pagar.

 

 #diari #buku #smp 


Teks Laporan Percobaan

Pengantar

Laporan percobaan merupakan laporan yan dibuat untuk melaporkan hasil kegiatan percobaan kepada  orang lain yang berkepentingan atau kepada masyarakat umum.

Teks laporan percobaan berisi paparan tentang tujuan, proses,dan hasil percobaan. Melalui teks laporan percobaan dapat diketahui  rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan percobaan serta hasil      atau kesimpulan yang diperoleh.

 

Struktur Isi  Teks Laporan Percobaan

Struktur teks laporan percobaan terdiri atas:

·         judul
·         tujuan
·         alat dan bahan
·         langkah-langkah kegiatan
·         hasil percobaan
·         kesimpulan
 


Ciri-Ciri Teks Laporan Percoba

Teks laporan percobaan memiliki ciri:

  • ·       sesuai fakta yang ditemukan
  • ·         bersifat objektif
  • ·         tidak memasukkan unsur opini atau memihak
  • ·         logis



Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Percobaan

Kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks laporan percobaan, yaitu

  1. ·         Mengandung kata berantonim dan bersinonim

Contoh kata bersinonim : meninggal dan wafat/ pergi dan berangkat

             Kata berantonim: pergi>< pulang

                                           Berhasil>< gagal

  1. ·         Mengandung kata bilangan

Contoh: Dua ekor ikan berenang di aquarium

·         Masukkan 1 sendok garam ke dalam air

  1. ·         Menggunakan kalimat perintah

Contoh : Tuangkan satu sendok gula      

Rendamlah terlebih dahulub dengan air cuka

  1. ·         Menggunakan kata hubung

Contoh: Setelah berubah warna, angkat dan tiriskan

              Aduk-aduk dengan sendok kemudian saring

 

Langkah-langkah Menulis Teks Laporan Percobaan

Berikut langkah-langkah dalam menyusun teks laporan percobaan.

Lakukan sebuah percobaan kemudian buat catatan mengenai hal-hal berikut:

  1. Judul laporan

  2. Tujuan percobaan

  3. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

  4. langkah percobaan dari awal hingga akhir 

  5. Hasil berupa gejala yang ditemukan dalam  percobaan   dapat dicatat dalam bentuk tabel.

   6. Menulis kesimpulan

 

Gunakan catatan-catatan itu  untuk mengembangkan kerangka teks laporan percobaan sesuai dengan struktur isi.

 

Contoh laporan percobaan         

Tujuan

Tahukah kamu ada pulpen yang tintanya tak terlihat? Kamu bisa menggunakannya untuk menulis pesan rahasia dalam sebuah permainan. 

Berikut, kalian akan melakukan percobaan untuk membuktikan  bahwa asam dapat mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjai coklat.

 

Alat dan Bahan

  • Lemon
  • Air
  • Sendok
  • Mangkuk
  • Cotton bud (pembersih telinga bayi)
  • Kertas putih
  • Lampu bohlam

 

Langkah-Langkah 

1. Peras  jeruk lemon, dan masukkan airnya ke dalam mangkuk, tambahkan beberapa tetes air. Aduk       menggunakan sendok hingga merata.

2. Celupkan cotton bud ke dalam air jeruk, kemudian tulis pesan di atas kertas putih menggunakan cairan yang menempel pada cotton bud.

3. Keringkan kertas, hingga tulisan tak terlihat!

4. Panaskan kertas putih tadi dengan mendekatkannya pada lampu bohlam yang menyala.

 

Hasil

Tulisan di kertas putih terlihat berwarna coklat setelah di panaskan.


Kesimpulan

jeruk yang mengandung asam dapat teroksidasi (bereaksi dengan oksigen) ketika dipanaskan dan berubah menjadi carbon yang berwarna kecoklatan.

Demikian materi ringkas tentang teks laporan hasil percobaan semoga bisa membantu siswa memahami materi ini.

 

 Salam Literasi

 #struktur #teks #laporan #belajar #daring


Unggulan

Cerita dari Masa Lalu #2

  Klik untuk membaca bagian sebelumnya Ekspresi kecewa, jelas terlukis di wajah Resti. Menelpon balik? Resti menghilangkan kemungkinan itu....